Monday, October 27, 2008

Di balik senyum petugas pompa bensin.

saya dapet dari website sebelah.saya jadi prihatin membacanya.. semoga
alumni yang berpengaruh di pertamina bersedia memperbesar rasa
KEMANUSIAANNYA daripada rasa KEDUITANNYA.

ISI MESSAGE:

Ketika mengisi bensin, saya sering kali ngobrol dengan petugas pom
bensinnya. Kebiasaan saya memang suka mengobrol dengan siapa saja.
Sering kalinya saya hanya ingin menambah wawasan saja dari hal-hal
yang mungki tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Hal yang beberapa
bulan ini saya tanyakan ke mereka di berbagai tempat pom
bensin adalah apakah mereka tidak pusing mencium bau bensin setiap
hari dan
kenapa mereka tidak memakai masker penutup hidung agar mengurangi uap
bensin
yang terhirup.

Hal tersebut saya tanyakan, karena saya saja yang berdiri sebentar sambil
ngobrol, sudah langsung pusing karena menghirup bau bensin tersebut.

Mereka, kurang lebih sepuluh orang, yang saya tanyakan semuanya menjawab
bahwa sebenarnya mereka juga pusing. Mereka merasakan dada yang sesak. Dan
makin parah lagi kalau pas mereka sedang sakit, katakan saja flu, perasaan
sakit di dada semakin menjadi.

Ketika saya tanyakan kenapa mereka tidak memakai masker, jawaban mereka
semuanya sama yaitu karena kebijakan perusahaan. Perusahaan melarang
mereka
memakai masker karena demi pelayanan ke pelanggan. Mereka diwajibkan untuk
tetap tersenyum ketika melayani pelanggan. Mereka bilang, kalau mereka
pakai
masker, mereka tidak bisa lagi menunjukkan senyum mereka ke nasabah
dan itu
akan dianggap tidak sopan karena tidak menghargai pelanggan.

Hazrah kazrah!

Saya terkaget mendengar jawaban mereka. Jawaban mereka semuanya seragam.
Jawaban mereka pun semakin diperkuat dengan iklan Pertamina di
televisi yang
mengutamakan senyum petugasnya ketika melayani pelanggan.

Ironisnya, dibalik senyum yang mereka berikan, ada derita yang harus
mereka
tanggung dengan mencium uap bensin setiap hari yang dapat memberikan
gangguan yang serius kepada kesehatan mereka, khususnya paru-paru dan otak
mereka.

Saya sebagai pelanggan lebih senang melihat mereka memakai masker penutup
hidung, ketimbang mereka melayani dengan senyum tapi saya tahu dibalik
senyumnya, mereka menanggung derita yang tidak ringan.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita yang peduli terhadap nasib para
pekerja pom bensin untuk menyerukan kepedulian kesehatan petugas pom
bensin
agar pertamina dan pemilik pom bensin melengkapi petugas pom bensin dengan
masker penutup hidung.

Saya sebagai pelanggan pom bensin lebih peduli kesehatan petugas pom
bensin
ketimbang senyuman mereka ketika mereka mengisikan bensin ke kendaraan
saya.
Saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena tahu dibalik senyuman petugas
pom bensin ada derita yang harus mereka tanggung akibat menghirup uap
bensin.

Semoga melalui tulisan ini, nasib kesehatan petugas pom bensin bisa
diperbaiki dimulai dengan memakai masker penutup hidung.

catatan:
Sekedar tambahan catatan, untuk pom bensin yang buka 24 jam,
diterapkan tiga
shift kerja. Kurang lebih mereka bekerja seharinya sekitar 8-9 jam. Jumlah
jam yang cukup lama untuk menghirup uap bensin terus menerus.

Silahkan di forward tulisan ini, khususnya ke mereka yang anda pikir dapat
mempengaruhi untuk merubah kebijakan agar para petugas pom bensin
dibolehkan
memakai masker penutup hidung.

jabat erat,

Sumber : Irwan Ariston Napitupulu, Superkoran (www.apakabar. ws)

Pengen nerusin aja info ini, smoga bs diterusin ke pejabat Pertamina.
Smg bs membawa perubahan kebijakan.
http://www.akzonobe l.com

No comments: